BPS Kabupaten Kutai Kartanegara menyelenggarakan Survei Kebutuhan Data (SKD) 2024, dalam rangka meningkatkan kualitas data dan pelayanan. Saudara yang mengakses website ini terpilih menjadi responden kami. Mohon kesediaan Saudara untuk mengisi dengan lengkap pertanyaan-pertanyaan pada link berikut ini: SKD2024_BPSKUKAR

Untuk mendapatkan layanan data dan konsultasi statistik secara langsung, silakan datang ke Pelayanan Statistik Terpadu BPS Kabupaten Kutai Kartanegara di Jl. Danau Aji No. 98 Tenggarong setiap hari kerja pukul 09.00 - 15.30 WITA. Seluruh pelayanan kami gratis (tidak dipungut biaya).

Untuk update informasi terbaru kegiatan BPS Kabupaten Kutai Kartanegara, ikuti akun Instagram Resmi BPS KUKAR

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Unduh Berita Resmi Statistik

Tanggal Rilis	:	1 Juli 2014
Ukuran File	:	0.62 MB

Abstraksi

Berdasarkan

Angka Ramalan I (ARAM I) produksi padi tahun 2014 diperkirakan sebesar 432.612 ton Gabah Kering Giling (GKG). Dibandingkan produksi tahun 2013

(ATAP 2013)

, terjadi penurunan yang relatif kecil sebanyak 6.827 ton

GKG

(-1,55 persen). Penurunan produksi terjadi karena masih banyaknya alih fungsi lahan kering (

padi

ladang) dan penurunan luas panen padi seluas 2.594 hektar (-2,52 persen).

Perkiraan penurunan produksi padi tahun 2014 terbesar terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Barat.
Berdasarkan Angka Ramalan I (ARAM I) produksi jagung tahun 2014 diperkirakan sebesar 6.636 ton pipilan kering. Dibandingkan produksi tahun 2013 (ATAP 2013), terjadi peningkatan sebanyak 1.772 ton (36,43 persen). Peningkatan produksi diperkirakan terjadi karena peningkatan luas panen seluas 617 hektar (33,21 persen).
Peningkatan produksi jagung tahun 2014 yang terbesar terjadi di Kabupaten Berau.
Berdasarkan Angka Ramalan I (ARAM I) produksi kedelai tahun 2014 diperkirakan sebesar 1.263 ton biji kering. Dibandingkan produksi tahun 2013 (ATAP 2013), terjadi penurunan sebanyak 139 ton (9,91 persen). Penurunan produksi diperkirakan terjadi karena menurunnya luas panen seluas 81 hektar (-8,41 persen).